Cerpen : ''Hati,Perasaan dan Ego'' part 2.

Bookmark and Share
sebelumnya diPart 1..... <=

Meski masalahnya terlihat lebih simple dari yang dulu. Masalah biasa muncul pada dua sekawan, terlebih lagi karna sudah pernah mengalami masalah besar sebelumnya. Masalah kecil silih berganti muncul, kami anggap saja itu angin lalu yang sedang mengusik ketenangan kami.,Sebenarnya ini juga masalah kecil kalau kami menganggapnya angin lalu, tapi ini kembali menjadi masalah serius karena ego.

Seperti yang dikatakannya saat itu ia akan mengalah untukku, jadi semua masalah teratasi. Namun kali ini? Kemana dia?Akankah dia lupa pada janjinya? Atau dia sudah lelah mengalah sehingga ingin melihatku mengalah padanya? Aku tak tau,

Saat itu Senin malam, seperti masalah biasa, kesalahpahaman, uhh,..tak bosan-bosannya kata-kata itu muncul di setiap masalahku. Saat itu aku lagi Fb ’n, suasana hatiku masih berbunga-bunga,bercanda tawa bersama dua orang belahan jiwa. Kebahagiaan yang tak terkira,Saat itu Lani menelpon sahabat-sahabatnya nan jauh di sana, yaptz,tentunya sahabatku juga, Riri dan Salsa,Bersama kami lewati hari saat SMA, berbagi kisah bersama. Suka duka bersama. Lani meloud teleponya, aku ikut tertawa mendengar canda tawa mereka,tapi sesaat aku tertegun saat Riri berkata, “Salsa, ma’af ya atas kejadian siang tadi, kalau kami bercanda kelewat batas'',disambut dengan perkataan Lani, “Iya salsa, ma’afin kami, kami di telp tadi hanya bercanda!”,Aku bingung, tak tau harus berkata apa, mereka habis telp-telp’n siang tadi. Kemana aku? Kenapa aku tak di ajak? Bukankah aku salah seorang sahabat mereka? Kenapa Lani tak menceritakan apa-apa padaku? Kenapa ia biarkan aku seperti orang bodoh mendengarkan percakapan mereka? Aku tak mengerti apa yang mereka bicarakan,aku tak tau apa-apa,Benarkah aku tak di anggap ?,

Tawaku berubah jadi kemarahan. Kukatakan pada Lani bahwa mereka telah melupakanku, mereka tak membutuhkan ku, mereka tak menganggapku ada. Karna tak kuasa menahan air mata, aku pergi keluar agar tak di lihat oleh Lani. Aku tak ingin dia melihatku menangis. Sahabat-sahabat terbaik yang kupercaya ternyata tak menganggap ku ada. Kesedihan yang dibuktikan dengan air mata,itu yang ku tau, itu yang terjadi, perih, perih, lukaku disiram dengan air garam, Lani seolah mengoyak hatiku, memunculkan semua luka lama yang pernah ada, kesal, kesal.

Aku berusaha menenangkan fikiranku,hatiku berkata ini akan baik-baik saja. Aku berharap Lani tau apa yang terjadi pada ku, apa yang kurasakan. Aku berharap Lani menyusulku ke luar. Tapi tidak, Lani tidak demikian, saat harapan tak sesuai kenyataan, aku terhempas,inikah takdirku,akukah yang salah? Tak adakah usaha darinya memberikan penjelasan padaku? Itukah yang dinamakan sahabat baik? Membiarkan sahabatnya menangis seorang diri? Sungguh, aku merasa terpukul !!!.

Kutelefon pacarku, mungkin dia bisa menenangkan ku. Kuceritakan masalahku,Dia berkata, mungkin aku salah paham, dia menenangkan ku, dia berkata, “perlukah aku menelpon Lani untukmu? Haruskah aku bertanya padanya?” Kujawab, “tak usah,biarkan saja, mungkin esok akan membaik”. Aku masih berharap Lani menjelaskan alasannya padaku besok.

Selasa. Tak sepatah katapun keluar dari mulut Lani. Ada apa dengannya? Mengapa berbuat demikian? Bukankah aku yang sedang marah padanya? Rasanya aku terjatuh untuk kedua kalinya,aku terhempas, kembali lagi harapanku tak sesuai kenyataan,Malamnya ku telfon lagi pacarku. Ku ceritakan yang ku alami hari ini,dia menanggapi, “Mungkin Lani malam itu tersinggung, cobalah bertanya padanya, atau biarkan aku yang bertanya pada Lani.”
Langsung ku jawab, “Jangan, jangan bilang apa-apa padanya,biarkan kesadarannya, kalau memang dia menyayangiku, dan ingat akan janjinya dulu, dia akan menyapaku,dia akan mengalah untukku ”. Dijawabnya lagi, “Atau mungkin kamu tanya saja pada salsa!”. “Tidak, aku tak ingin masalah ini menjadi besar, biarkan saja berlalu, kami sudah biasa menghadapi masalah kecil seperti ini”ucapku sambil menenangkan hatiku.

Rabu. Masih kuberi ia kesempatan untuk menjelaskan semuanya,Mungkin ini kesempatan terakhir yang kuberi untuknya. Sepulang kuliah, kulihat dia sedang sibuk bersiap-siap. Kudengar percakapannya dengan Vivi, katanya dia ada rapat. Huft, dia begitu sibuk, mungkin malam nanti dia akan menyapaku, aku masih berusaha untuk positive thinking,namun Saat itu aku kurang enak badan,
kepalaku sakit, aku tidur sejenak. Alarm ku berbunyi, jam 3 sore,Lani belum juga pulang. Aku harus pergi kuliah. Kuharap aku bisa melihat wajahnya saat pulang nanti,

Saat perjalanan ke kampus, di pertigaan jalan kulihat ada kerumunan orang,Kunaiki angkot yang ada di depanku. Supir angkotnya tak mau melaju. Ternyata ada perkelahian, sang supir ingin melihatnya,Ku lihat sekilas, dua orang lelaki sedang berkelahi, yang satu memukuli, ditariknya rambut temannya yang agak panjang itu (gaya rambut kangen band), sambil tangannya yangsambil tangannya yang satu melilit di leher temannya, entah apa masalahnya,sungguh kasihan. Kulit kepalanya telah memerah, mungkin ditarik sekuat tenaga. Tak adakah rasa kasihannya? Pikirku Sesaat aku teringat Lani, akan kah kami seperti itu? ....???

bersambung di sini..... => Part 3

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }

Post a Comment